Selasa, 29 April 2008

Another Post In April

Gile, bulan ni gua cman post 1 biji, niat ga seh??

Gua:"Niat Pak!!"

Btw gua mo nulis apaan ya neh, hmm.
Ada satu pepatah dari seorang pujangga Ingris, gini bunyinya:

Mula-mula, kita membentuk kebiasaan kita;
lama kelamaan, kebiasaanlah yang membentuk kita.



Akhir-akhir ini gue lagi mo rekonstruksi ulang kebiasaan. gue ngerasa kebiasaan gue kurang baik buat kesehatan. contohnya, bangun pagi kentut dulu, trus tidur lagi kalo ga ada kuliah pagi, abis itu kuliah, makan, pulang kalo ga main game ya tidur, bangun dah sore, main game lagi, trus makan malam, bingung mo ngapain, trus tidur dah. Kapan belajarnya?Kapan ngerjain tugasnya?kapan napasnya? Oleh karena itu, gua ngerasa kebiasaan hidup gua kurang sehat dan kurang membangun hidup gua. Ya walaupun tu kebiasaan ga tiap hari juga, bisa gila gua kalo gitu tiap hari. Jadi baru kemaren-kemaren gua mulai bikin janji ma diri sendiri, gua print beberapa hal yang must be done setiap hari, gua tempel di stereofoam di kamar gua. Mo tau isinya?ne ne ne, tak boleh, hehehe. Yang pasti bagus, tapi gua ngerasa masih susah jalaninnya, maklum, ga terbiasa. Mudah-mudahan dengan janji-janji itu, gua bisa belajar konsistensi en bisa memperbaiki hidup soalnya hidup terlalu eman(baca:sayang) untuk disia-siakan. Yesus sudah mati supaya kita bisa hidup dan memperoleh kehidupan kekal, masa kitanya yang males-malesan,ehem. Pokoknya semangat buat gua, halah2.

Oh ya, sapa yang disini hobi masak?
Rudi Choirudin:"Gua!!"
Chef Deden :"Gua juga!"
Bondan "Kuliner" : "Kalo gua hobi makannya"
Maria Sharapova:"$%#%^$%"

Setelah diadakan survei, ternyata dari 4 cowo yang ditanya, 3 dari mereka menjawab suka memasak. Survei dilakukan di beberapa dapur restoran terkemuka di Surabaya.
Gua juga termasuk orang yang hobi memasak, walaupun hasilnya belum bisa diketahui dan sering diteriakin "UFO!!!" sama orang-orang. But that's not a problem, I am still learning. Gua sudah menguasai beberapa teknik memasak yang harus dimiliki seorang lelaki, apalagi mahasiswa kayak gua.Berikut ini daftarnya:

1. Masak aer. Ini yang paling gua kuasai. Takaran airnya, besar apinya, diameter pancinya, lama memasak, serta tanda-tanda kalau air sudah matang(baca:mendidih). Gua ga tau datang dari mana kemampuan ini, yang pasti tanpa belajar gua sudah bisa melakukanya dengan hampir sempurna. Yang sudah melakukannya dengan sempurna, tercatat, hanya seorang yang tidak mau disebut namanya, memasak air hingga kering tak bersisa dan kompor hampir meledak karena overheat berlebihan. Gua selalu kagum bila membaca rekor inii, mang kemana aj tu orang selama masak aer, bertapa di gunung Fuji ap??

2. Masak mie instant. Skill ini tidak pasti. Kadang-kadang gua masaknya ampe kematangan alias mienya lembek en benyek. Kadang-kadang juga mienya masih keras, jadi ta lanjutin masaknya, en akhirnya lebih benyek dari yang pertama. Tapi ga selalu gitu, kadang-kadang hasilnya bagus kok,kadang-kadang,ehem maaf, jarang. Tapi aku pantang memasak mie instant dengan cara biasa. Pasti mo ada yang aku kreasikan. Contohnya seperti dibawah ini.

Hal ini tercipta pertama kali pas di kost pras. Entah hasrat darimana, tiba-tiba gua jadi pengen masak. Pertama gue pengen masak pras, mo ta jadiin kayak babi guling, tapi berhubung gua bingung tar ngomong apa ma ortunya pas ditanya.

Mama Pras:"Asun, kamu liat anakku Pras ga?"
Gua:"Oh si Pras, kemarin baru aj diguling tante. Ni masih ada sisa tangannya, tante mau?"

Jadi terpaksa gua cari objekan lain. Eh gua teringat makanan sejuta umat, mie instant. Ya udah, gua masak tu aj. Trus gua kreasikan ma telor ayam yang udah kira-kira dua minggu disimpen di lemari baju. Oh iya, buat ibu-ibu yang pengen nyoba, disarankan telor lebih dari dua biji, perbandingan mie dengan telur yaitu 1:2. Satu bungkus mie dengan dua telur. Dan disarankan untuk telur yang digunakan, jangan pakai yang sudah jadi anak ayam, tar aga susah jadinya pas dicampur dengan mie. Begini resepnya



Martabak Mie.

Bahan:
3 bungkus mie
6 telur ayam
minyak secukupnya(kalo bisa minyak yang sudah pernah dipakai menggoreng)

Alat:
Wajan
Panci
Spatula
Baskom
Gayung
Piring

Cara Membuat:
Pertama-tama, masak mie instant seperti biasanya. Campur semua telur dan kocok telur hingga tercampur. Anda bisa menambahkan garam, sambal, kecap manis maupun asin, sosis, mur, baut, obeng, ataupun yang lainnya sesuai selera Anda. Setelah tercampur rata, campur kocokan telur dengan mie instant yang sudah jadi. Aduk hingga tercampur rata. Sementara itu, panggilah teman Anda, suruh dia memanaskan wajan dengan minyak yang sudah disediakan. Alasan kita disini menggunakan minyak yang sudah pernah dipakai menggoreng sebelumnya yaitu agar rasa hasil gorengan martabak menjadi lebih bervariasi. Contoh, jika kita memakai minyak bekas menggoreng ikan, maka martabak akan ada rasa ikanya. Jika bekas udahng, maka akan ada rasa udangnya. Jika bekas ayam, maka akan ada rasa ayamnya. Dengan begitu rasa dari martabak itu sendiri bisa leboh bervariasi. Setelah wajan panas, masukkan adonan mie ke dalam wajan dengan merata dan masak dengan api kecil agar masak merata luar dan dalam. Balik sesekali agar kedua sisi matang. Setelah cukup matang dan kecoklatan, angkat dan lempar ke muka teman Anda, eh maksud saya hidangkan diatas piring. Dinikmati selagi hangat. Disarankan dihidangkan dengan sambal, kecap manis(idea by Wira) dan obat sakit perut kalau-kalau diperlukan.

Pas dimakan ma Wira ma Pras, kelihatannya mereka baik-baik saja. Jadi bisa disimpulkan kalau tu makanan layak dimakan,hehehe.

Omong-omong soal makanan, tau ga apa yang tiap hari masuk ke mulut en perut gua. Bukan, bukan kaos kaki, tapi Tempe Penyet. Iya benar, tempe penyet. Salah satu makanan, selain bebek, yang menghabiskan cadangan minyak dunia dan menaikan harga minyak dunia hingga $120 dolar per barrel. Waktu pertama sampai Surabaya, gua terkesima dengan rasa dari makanan ini. Tapi satu dua bulan berjalan, gua jadi trauma ma ni makanan. Bosan en bikin gua merasa bersalah atas dicabutnya subsidi minyak tanah (apa hubungannya). Emang citarasa tempe penyet sangat tergantung dengan rasa dari sambalnya. Dari 10 tempat makan tempe penyet di Surabaya, seluruhnya menggunakan sambal sebagai kuah di nasinya. Ya benar, kuah. Sambalnya berlimpah bak kuah rawon yang dipadukan dengan nasi serta lauk yang lain. Tidak percaya?Silahkan liat foto ini sebagai buktinya



Sampai sekarang belum diketahui kenapa produksi tempe penyet tidak dihentikan. Padahal jika dibiarkan terus beroperasi, negara Indonesia bisa dituduh sebagai penyebab utama menipisnya cadangan minyak dunia. Bahkan diduga penjual tempe penyet memiliki sumber minyak bumi sendiri di tempat tinggal mereka yang berguna untuk memenuhi kebutuhan minyak masakan tempe penyet.

Waktu sekarang menunjukkan pukul 15.00 WIB dan Planet Shakers sedang menyanyikan Welcome Into This Place. Kayaknya gua bainya baca-baca deh, daritadi didepan komputer.
Ok, semangat buat hidup kalian, jalani dengan semangat dan jangan sia-siakan kesempatan yang sudah Tuhan berikan kepadamu,ok??

God Bless You And Your Beloved Ones :)

2 komentar:

  1. Sun, tentang martabak mie. Setauku, aku kalo mbuat ga perlu mie ma telor sebanyak itu deh. Kamu bikin buat berapa porsi sih?

    BalasHapus
  2. halo tuz tuz tuz meletuz..

    inilah perbedaan antara martabak telur biasa dengan masterpiece punya. kebanyakan dari mereka hanya menggunakan perbandingan telur yang wajar sehingga hanya menghasilkan rasa yang wajar-wajar saja. wajar saja enak, wajar saja sedap. tapi jika kita menggunakan perbandingan telur yang TIDAK WAJAR maka akan menghasilkan rasa yang TIDAK WAJAR(baca: TIDAK KARUAN). wah TIDAK WAJAR nih rasanya, TIDAK WAJAR nih bentuknya dan sebagainya. terima kasih buat tuz yang merespon, sangat saya hargai arigatou.

    BalasHapus